Sesaat semangat ku sirna
Bersamaan dengan rasa yang mengguncang dada
Menghujam kepala, menerjang relung hati.
Menjadi hilang arah, apa yang mesti dilakukan
Kemana lutut dilarikan, kemana tangan berpaut, kemana pundak disandarkan.
Raga ini kaku
Jiwa ini berontah
Sukma bertanya , antara takdir atau kesalahan.
Mencoba menyelami apa yang sedang ku alami
Rasa yang memang belum terlalu dalam.
Namun surutnya sudah cukup membuat ku terlunta.
Mengasuh sebuah rasa yang dulu tak pernah ada.
Rasa yang ku mulai dengan mendayuh perahu untuk Sampai ke tepian sana.
Tetapi harus karam saat patahnya dayung di genggaman.
Mencoba mencari tempat untuk ku bercerita
Menangis dan meraung meluapkan rasa.
Ya rasa yang aku sendiri tidak mampu menjelaskan.
Sudahilah berkeluh kesah.
Akhiri setiap yang lepas.
Tinggalkan semua yang hilang.
Biarlah nestapa melahirkan hikmah
Titilah saja jalan kehendakNya.
Tiada guna berjuangkan untuk rencana yang tak berestu.
Tiada alasan untuk tetap bertahan di atas keinginan itu.
Aku terhenti di atas tempat ku bercengkrama dengan Nya selama ini.
Tempat yang ku pilih untuk mengalirkan air mata.
Menguntai pinta dan harap.
Menyampaikan hajat yang sedang tidak berpihak.
Dalam simpuh ku memohon.
Wahai pemilik rasa.
Pintaku agar engkau memberikan tempat yang tepat, untuk kulabuhkan cinta dan jiwa.
Agar hati ini tidak lagi lelah dan menderita.
Yogyakarta 2021.