makalah iman islam ihsan
Desember 05, 2015
MAKALAH
TRILOGI IMAN, ISLAM DAN IHSAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu :Dr.Ibnu Muhdir,M.Ag
Disusun oleh :
⦁ Anifa Nur 15350022
⦁ Megi Saputra 15350023
⦁ Wulan Rizki Fajriana 15350024
⦁ Kasmoro Wijoyo 15350025
JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
KELAS A
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
TRILOGI IMAN, ISLAM DAN IHSAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu :Dr.Ibnu Muhdir,M.Ag
Disusun oleh :
⦁ Anifa Nur 15350022
⦁ Megi Saputra 15350023
⦁ Wulan Rizki Fajriana 15350024
⦁ Kasmoro Wijoyo 15350025
JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
KELAS A
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum…wr..wb…
Puji syukur marilah kita sampaikan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah sederhana yang berjudul “TRILOGI IMAN, ISLAM DAN IHSAN” tepat pada waktunya dengan berbagai kesulitan dan rintangan.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang revolusioner islam pembawa risalah, pemersatu umat dengan ikatan tauhid Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan pengikutnya.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, dengan usaha dan kegigihan alhamdulillah makalah yang sederhana normatik ini dapat kami tuntaskan. Adapun isi makalah ini kami ambil dari berbagai sumber baik media cetak maupun elektronik, tentunya untuk memenuhi tugas kuliah. Tetapi ini merupakan proses pembelajaran yang konferhensif dan efektif, dengan adanya tugas ini tidak sedikit buku-buku yang kami baca maupun internet browsing yang berkaitan dengan pembahasan yang kami buka. Tentunya harapan kami semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat serta dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dalam perkuliahan baik sekarang maupun masa mendatang. Suatu ungkapan “hargailah karya meskipun bagimu tidak ada guna tapi bernilai bagi mereka”.
Selanjutnya haturan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu yaitu bapak Dr.Ibnu Muhdir,M.Ag yang telah sangat luar biasa dalam memberikan masukan, pengarahan dan bimbingan dengan mengorbankan tenaga, fikiran dan waktunyahingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kemudian mengingat makalah ini syarat dengan kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka kami tim penulis sangat mengharapkan butiran masukan dan kritikan dari semua pihak terutama pembaca untuk makalah kami berikutnya. Semoga bermanfaat, terimakasih.
Wassalamu’alaikum…wr…wb
Yogyakarta, 7 Oktober 2015
Tim Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang masalah
Dalam agama Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan.
Tiap-tiap tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.
Jika Islam dan Iman disebut secara bersamaan, maka yang dimaksud
Islam adalah amalan-amalan yang tampak dan mempunyai lima rukun. Sedangkan yang
dimaksud Iman adalah amal-amal batin yang memiliki enam rukun. Dan jika
keduanya berdiri sendiri-sendiri, maka masing-masing menyandang makna dan
hukumnya tersendiri.
Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat Ihsan disebut muhsin
berarti orang yang berbuat baik.setiap perbuatan yang baik yang nampak pada
sikap jiwa dan prilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah da syariat
Islam disebut Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang
berada pada suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah.
2. Rumusan masalah
a.
Pengertian
Iman, Islam dan Ihsan
b.
Trilogi
hubungan Iman, Islam, dan Ihsan
3. Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian Iman, Islam dan Ihsan
b.
Mengetahui
Trilogi hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Iman, Islam dan Ihsan
a.
Iman
1. Pengertian Iman
Iman
secara bahasa adalah percaya. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja aamana (أمن) – yukminu (يؤمن) yang berarti percaya atau membenarkan.
Sedangkan
Iman secara istilah adalah mempercayai dengan hati , mengikrarkan dengan lisan,
dan mengamalkan dengan anggota segala apa yang dibawa Nabi SAW dari Allah.
Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah
dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada
RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari
kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa :
136)
Ayat
di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya
adalah untuk kebaikan manusia
Definisi Iman
berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan
perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka
yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka
orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang
memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
2. Rukun Iman
Yang
wajib kita imani ada 6 perkara
a. Iman kepada Allah SWT
b. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya
c. Iman kepada kitab-kitab-Nya
d. Iman kepada utusan-utusan-Nya
e. Iman kepada hari kiamat
f. Iman kepada Qada dan Qadar-Nya
3. Hal-hal yang meniadakan Iman
Ada
beberapa hal yang apabila kita lakukan hilanglah keimanan kita antara lain
adalah:
1. Menyembah berhala secara sengaja dan
sadar
2. Menyekutukan Allah dengan makhluk
3. Memandang remeh syariat agama dan
menghina secara terang-terangan kebenaran islam
4. Mencaci dan mencela sifat-sifat Allah
dan Rosul-Nya
5. Mengucapkan kata-kata, atau melakukan
sesuatu tindakan yang mengandung kekafiran atau membawa kemusyrikan
6. Sengaja tidak mau mengucapkan dua
kalimat syahadat, atau meninggalkan kewajiban-kewajban agama
7. Mengkafirkan orang mukmin atau
bercita-cita menjadi orang kafir
8. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan
yang halal dengan sungguh-sungguh.
Hal-hal tersebut diatas tidak berkalu
apabila dilakukan oleh:
1. Anak-anak dibawah umur
2. Orang mabuk atau gila
3. Tidak sadar sebab mengigau
4. Orang yang dipaksa sedangkan hatinya
masih tetap beriman
5. Orang yang mengajar atau menceritakan
tentang orang kafir kepada orang lain.
4. Ruang lingkup iman
Hadits Ibnu Majah diatas membuktikan
bahwa ruang lingkup Iman mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi
seluruh isi hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan.
Ketiga aspek tersebut yaitu isi atau
ketetapan hati, seluruh ucapan dan segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan
hidup manusia dalam arti kebudayaan dan peradaban.
Untuk lebih ringkas dan tajam maka
masalah bagian isi hati dan ucapan yang memberi dan menyatakan pernilaian dan
pandangan, misalnya “Matahari berputar tetap pada sumbunya – Surat 036 Yasin
ayat 38 - Wasy syamsu tajri li mustaqarril lahaa dzaalika taqdiirul’aziizil
aliim dsb.
Kita simpulkan menjadi pandangan
hidup; dan bagian isi hati dan ucapan yang mengenai dan mencakup seluruh laku
perbuatan manusia kita simpulkan menjadi sikap hidup.Dengan demikian maka
hadits diatas, untuk lebih singkat dan mendekati hakikinya, kita terjemahkan
menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup. Ruang lingkup Iman ialah
Pandangan dan Sikap Hidup ini.
b.
Islam
1. Pengertian
Islam
Dari segi kebahasaan, Islam berasal
dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa,
dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah
diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk,
taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan
kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai
panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah
menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Sedangkan menurut istilah Islam
adalah agama Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan diperintahkan
untuk mengajarkannya kepada manusia serta mengajak mereka untuk memeluknya.
2. Rukun
(pilar-pilar) Islam
Islam
di bangun diatas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang
sebenarnya hingga dia mengimani dan melaksanakannya yaitu:
Rukun pertama: syahadat
(bersaksi) bahwa, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci islam dan pondasi
bangunannya. Makna syahadat la ilaha
illallah ialah : tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah saja,dilah
ilahi yang hak, sedangkan ilahi selainnya adalah batil dan ilahi itu artinya
sesuatu yang disembah. Dan makna syahadat: bahwasanya Muhammad itu adalah
Rasulullah ialah: membenarkan semua apa yang diberitakannya, dan mentaati semua
perintahnya srta menjauhi semua yang dilarang dan dicegahnya.
Rukun kedua: shalat:Allah
telah mengsyari’atkan lima shalat setiap hari sebagai hubungana antara seorang
muslim dengan Tuhanya. Didalamnya dia bermunajat dan berdo’a
kepada-Nya,disamping agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan
mungkar. Dan Alah telah menyiapkan bagi yang menunaikanya kebaikan dalam agama
dan kemantapan iman serta ganjaran,baik cepat maupun lambat.Maka dengan
demikian seorang hamba akan mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan raga
yang akan membuatnya bahagia di dunia dan akhirat.
Rukun ketiga:
Zakat yaitu sedekah yang dibayyar oleh orang yang memiliki harta sampai
nishab(kadar tertenrtu) setiap tahun,kepada yang berhak menerimanya seperti
kaum fakir dan lainya,diantara yang berhak menerima zakat.Zakat itu tidak di
wjibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nishab,tapi hanya di wajibkan atas
kaum kaya untuk menyempurnakan agama dan islam mereka,meningkatkan kondisi dan
akhlak mereka,menolak segala balak dari mereka dan harta mereka,mensuccikan
mereka dari dosa,disamping sebagai bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan
dan fakir diantara mereka,serta untuk memenuhi kebutuhan keseharian
mereka,sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari jumlah harta
dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka.
Rukun keempat:
Puasa yaitu selama satu bulan saja setiap tahun,pada bulan ramadhan yang
mulia,yakni bulan kesembilan dari bulan-bulan hijriyah.Kaum muslimin secara
keseluruhan serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok
mereka,makan,minum,dan jimak di siang hari mulai terbit fajar sampai matahari
terbenam.Dan semua itu akan di ganti oleh Allah bagi mereka berkat karunia dan
kemurahan-Nya,dengan penyempurnaan agama dan iman mereka,serta peningkatan
kesempurnaan diri,dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainya,baik di dunia
maupun di akhirat yang telah di janjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.
Rukun kelima:
Haji yaiu menuju masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah
mewajibkan atas orang yang mampu sekali seumur hidup,Pada waktu itu kaum
muslimiin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia dimuka bumi
ini,menyembah tuhan yang satu,memakai pakaian yang sama,tidak ada perbedaan
antara pemimpin dan yang dipimpin,antara si kaya dan si fakir dan antara yang
berkulit putih dan berkulit hitam.Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk
ibadah tertentu,yang terpenting diantaranya adalah: wukuf di padang
arafah,tawaf di ka’bah,kiblatnya kaum muslimin, dan sa’i antara bukit shafa dan
marwah.
c.
Ihsan
1. Pengertian ihsan
Ihsan
berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan
bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan. Allah Swt. Berfirman
dalam Al-qur’an mengenai hal ini.
”
Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri . .
.”(Al-isra’:7)
Menurut
bahasa adalah Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi
target seluruh hamba Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang
mendapatkan kemuliaan darin-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu
mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk
menduduki posisi terhormat dimata Allah swt. Rasulullah Saw. Pun sangat menaruh
perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu
hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia. Oleh karenanya,
seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian
terbesar dari keislamannya karena, islam di bangun atas tiga landasan utama,
yaitu iman, islam, dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah
Saw.dalam haditsnya yang sahih . Hadits ini menceritakan saat Rasulullah Saw.
Menjawab pertanyaan malikat jibril – yang menyamar sebagai seorang manusia –
mengenai islam, iman, dan ihsan. Setelah jibril pergi, Rasulullah Saw. Bersabda
kepada sahabatnya, “ inilah jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan
agama kalian.” Beliau menyebutkan ketiga hal diatas sebagai agama, dan bahkan
Allah Swt. Memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam
Al-qur’an.
d.
Trilogi Hubungan Iman, Islam dan Ihsan
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan yang maknanya, Bila dibandingkan dengan iman
maka Ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih
khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan.
Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya
dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat
iman. Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan islam.
Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang
mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan
orang-orang muslim yang lain… (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali,
Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 63)
Dari hadits serta penjelasan di atas maka teranglah bagi kita
bahwasanya pembagian agama ini menjadi tingkatan Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat
tidaklah dikenal oleh para ulama baik di kalangan sahabat, tabi’in maupun
tabi’ut tabi’in; generasi terbaik ummat ini. Pembagian yang syar’i adalah
sebagaimana disampaikan oleh Nabi yaitu islam, iman dan ihsan dengan penjelasan
sebagaimana di atas. Maka ini menunjukkan pula kepada kita alangkah
berbahayanya pemahaman sufi semacam itu. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa
mencapai keridhoan Alloh Ta’ala kalau cara beribadah yang mereka tempuh justeru
menyimpang dari petunjuk Rosululloh ? Alangkah benar Nabi yang telah bersabda, “Barangsiapa
yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari kami maka amalan itu
tertolak.” (HR. Muslim).
Barangsiapa yang ingin
mencapai derajat muhsin maka dia pun harus muslim dan mu’min. Tidak sebagaimana
anggapan tarekat sufiyah yang membolehkan orang yang telah mencapai Ma’rifat
untuk meninggalkan syari’at. Wallohu a’lam.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa Iman adalah mempercayai dengan
hati , mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota segala apa yang
dibawa Nabi SAW dari Allah, Islam adalah patuh, tunduk, taat, dan berserah
diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat, dan Ihsan adalah adalah puncak
ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt.
Antara
Iman, Islam dan Ihsan mempunyai keterkaitan timbal balik yang saling
berhubungan, sehingga digambarkan seperti segitiga sama sisi, yang
masing-masing sisinya adalah Iman, Islam dan Ihsan.
2.
Saran
Dengan kekurangan
makalah sederhana ini yang jauh dari kata-kata sempurna, kami sebagai penulis sangat
mengharapkan masukan dari semua pihak terutama bagi pembaca untuk kebaikan
makalah kami mendatang. Bagi pembaca kami menyarankan untuk mengetahui banyak
referensi berkaitan dengan materi kami dengan tujuan tercapainya indicator
pembelajaran yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://ceritakuaja.wordpress.com/2013/05/25/makalah-hakikat-iman-islam-dan-ihsan/ Kafie, Jamaludin. 1981. Tuntunan pelaksaanaan Rukun Iman, Islam dan Ihsan. Surabaya. Al-Ikhlas.
(http://abd-holikulanwarislamic.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-iman-dalam-agama-islam.html)
https://duiiantydwi.wordpress.com/artikel-2/pengertian-dan-makna-islam/
http://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/02/iman-islam-ihsan.html
0 komentar