LGBT dan Seruan Boikot Unilever

Juli 22, 2020


Oleh: Megi Saputra


Perilaku seksual menyimpang yang sering dikenal dengan Lesbi, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT). Merupakan fenomena yang sangat menarik perhatian publik di Indonesia beberapa waktu ini. Tepatnya berkaitan dengan kampanye dukungan PT. Unilever Global yang berada di Amsterdam Belanda, terhadap eksistensi kaum LGBT, sebagaimana telihat diakun instragram milik mereka @uvilever, upload pada 18 Juni 2020.
Hal serupa juga menghebohkan publik tahun 2018 lalu, saat beberapa negara seperti Amerika, Australia dan inggris melegalkan pernikahan atau hubungan sejenis bagi warga negaranya. Dukungan PT. Unilever tersebut tentu menuai kritik dari masyarakat Indonesia sebagai konsumen produk-produk Unilever.  

Seruan Boikot Produk Unilever

Sehubungan dengan hal tersebut di atas Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan seruan untuk boikot produk Unilever sebagaimana dilansir di Rebulika Online/ republik.co.id Senin 29 Juni 2020.
Hal tersebut dilakukan karena mendukung dan mengkampanyekan LGBTQ. Alasan pemboikotan terhadap produk PT. Unilever, tentu erat kaitannya dengan fatwa  MUI yang dikeluarkan terkait keharaman terhadap perilaku LGBT ini, yakni fatwa No 57 Tahun 2014 Tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan.

Selain itu bagi masyarakat Indonesia perilaku LGBT dianggap menyimpang tidak sesuai dengan agama dan norma-norma kehidupan masyarakat Indonesia. Perilaku menyimpang kaum LGBT kerap kali menimbulkan permasalahan yang kompleks dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampaknya begitu besar akan saya jelaskan dalam tulisan ini.
Diantara dalil dari fatwa MUI di atas yang menjadi dasar pengharaman LGBT, sekaligus alasan seruan boikot produk PT. Unilever LGBT adalah.
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ [٢٦:١٦٥] وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ [٢٦:١٦٦]  
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. ( QS. Asyu’ara Ayat 165-166)
Kemudian diterangkan juga di dalam hadis Nabi dan Ijma’ Ulama bahwa:
Dari Abu Musa Berkata: Rasulullah SAW bersabda “ Apabila laki-laki mengauli laki-laki, maka keduanya berzina. Dan apabila wanita mengauli wanita, maka keduanya zina. ( HR. Al-Baihaqi)
Dari Ibnu Abbas Bahwasahnya Rasulullah SAW bersabda “ Allah Melaknat Orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah Melaknat Orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah Melaknat Orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth. ( HR. An-nasai dan Ahmad).
Ijma’ para Ulama bahwa perbuatan liwath dan melakukan aktivitas seksual sesama jenis adalah haram.

Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lainnya dari perilaku LGBT

Selain dilarang Agama bahkan tidak hanya Islam termasuk agama-agama lainnya misalnya katolik, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bahwa gereja menolak pernikahan sesama jenis  Republika.co.id 29 Juni 2020. Perilaku LGBT mempunyai dampak yang sangat besar di dalam kehidupan bernegara. Sehingga tidak ada lasan mendukung perilaku menyimpang tersebut.
Ihsan didalam jurnalnya “nizham” menemukan bahwa seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang pertahunya, sedangkan zina tidak lebih dari 8 orang pertahunya. 43% dari pasangan kaum gay yang terdata mengaku selama hidupnya telah melakukan hubungan intim lebih dari 500 orang.
70% dari mereka hanya pasangan kencan semalam saja, bahkan tanpa saling kenal. Ini dampak sosial yang sangat buruk karena melanggar norma kesusilaan, terkadang kita biasa mendengar adanya perilaku konflik antar mereka karena berebut pasangan atau dengan masyarakat sekitar karena masyarakat merasa resah dengan perilaku menyimpang ini.
dr. Dewi Inong Irana dokter spesialis kulit dan kelamin menjelaskan, bahwa akibat yang fatal ditimbulkan dari perilaku zina yang termasuk perilaku penyimpangan seksual dari LGBT, adalah Infeksi menular seksual (IMS) seperti penyakit HIV AIDS. Virus HIV AIDS ini paling mudah menular dan paling banyak terjadi adalah melaui kelamin anal (dubur), kemudian kelamin dengan kelamin, kelamin dengan oral (mulut), kelamin dengan alat dan kelamin dengan tangan.
 Menurut data kementerian kesehatan RI, korban HIV-AIDS semakin mengalami peningkatan tahun 2015 ada sekitar 30,395 penerita HIV dan 7,185 penderita AIDS. Tahun 2016 ada sekitar 41,250 penderita HIV dan ada 7,491 penderita AIDS. Tahun 2019 dilansir oleh tagar.id  angkanya mencapai 349,882 HIV dan 116.977 AIDS.
Semua penderita HIV-AIDS harus ditanggung pengobatanya oleh Negara. Jumlah yang cukup fantastis antara 250 ribu – 500 ribu/ orang/ bulan untuk satu kali pengobatan seumur hidupnya. Artinya satu orang minimal harus dibiayai negara 6 juta rupiah/tahun. Hal Ini tentu berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi Negara dan pengelolaan anggaran Negara. lebih lanjut dampak perilaku menyimpang LGBT dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, diantaranya:
  1. Dampak sosial, perilaku seks menyimpang LGBT ini terutama seks dan lesbi tidak akan dapat melahirkan keturunan. Ini berarti akan menyebabkan hilangnya manusia itu sendiri, maka ini merusak tatanan sosial. Di tengah masyarakat Indonesia secara umum perilaku ini ditolak oleh masyarakat karena dianggap tabu. Perilaku ini meresahkan kehidupan sosial karena melangar moral dan agama serta norma-norma kesusilaan yang ada ditengan kehidupan sosisl masyarakat indonesia. Jika sudah demikian perosalannya akan melebar menjadi potensi konflik, karena anggota masyarakat yang mempunyai perilaku demikian akan dibuli dan dikucilkan.
  2. Dampak Kesehatan, seperti yang dipaparkan diawal bahawa perilaku gay dan lesbian paling beresiko menularkan HIV AIDS, yang belum ditemui obat untuk menyembuhkannya. Belum lagi penyakit menular lainya, menurut Prof. Fahmi daili setidaknya adanaya 30 macam seperti sefileis, genore, IGNS, ulkus mole, kondiloma dll. Kita bisa membayangkan jika ada seorang  yang terkena penyakit misalnya sefilies dari mana dana pengobatan akan diperoleh, jika ia berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak memiliki ansuransi kesehatan. Siapa yang akan membiayai sementara Negara hanya mengakomodir penyakit HIV AIDS saja. Bagaimana jika yang terkena penyakit bukan hanya seorang.  Jika dalam penelitian diatas seorang gay bisa berhubungan hingga 500 orang dalam hidupnya. Berarti ada 500 tambahan orang lagi yang terkena penyakit menular itu, bukan tidak mungkin 500 orang ini juga mencari pasangan lagi.
  3. Dampak keamanan, perilaku menyimpang LGBT ini akan membuat ketidak nyamanan, memicu konfili baik dikalangan mereka maupun ditengah masyarakat. Dalam komunitas LGBT sering terjadi kekerasan dan pembunuhan,  hal ini dapat terjadi karena perilakunya yang sering bergati pasangan dan melampiaskan hawa nafsunya dengan kekerasan atau kekecewaan dan kecemburuan terhadap pasangannya menyebabkan pembunuhan. Hidup ditengah-tengah sosil masyarakat tentu meresahkan masyarakat karena akan melanggar nilai sosial yaitu norma susila dan agama yang dijunjung tinggai masyarakat.
  4. Dampak ekonomi, negara mempunyai beban yang besar menghadapi persoalan LGBT ini karena negara harus mengeluarkan kocek yang besar untuk pembiyaan pengobatan bagi mereka yang terkena penyakit HIV AIDS. Setidaknya negara menganggarkan 1 triliun rupiah di tahun 2017 yang lalu untuk mengobati mereka yang terjangkit HIV AIDS.
  5. Dampak pendidikan, perilaku seks menyimpang LGBT kadang dilakukan kepada anak-anak di bawah umur bahkan dilakukan dengan kekerasan. Akibatnya anak akan trauma, di sekolah akan dikucilkan dan dibuli. Bahkan ia akan terkena penyakit menular seksual pupuslah harapan menjadi cendikiawan jika telah berbaring sakit seumur hidupnya.
Memperhatikan hal-hal di atas, baik kehidupan beragama maupun dampaknya bagi kehidupan bernegara. Bagi umat beragama khususnya Islam dan bangsa Indonesia tidak mungkin mendukung eksistensi LGBT tersebut, termasuk tidak akan mendukung mereka yang mendukung eksistensi LGBT. Hingga detik ini PT. Unilever Global juga belum menghapus kampanyenya tersebut, sehingga wajar jika seruan untuk boikot akan terus meluas.

Tulisan ini juga di muat di web IMM Sleman *LGBT dan Seruan Boikot Unilever* https://immsleman.com/lgbt-dan-seruan-boikot-unilever/


You Might Also Like

0 komentar

Pengikut

Wikipedia

Hasil penelusuran

Like us on Facebook

https://www.facebook.com/megisaputra.mmeegisaputra